Minggu, 22 Maret 2015

UnT_40


Waktu kita tidak mengerti, kemana harus pergi.
Kenapa harus melakukan hal itu, kenapa harus seperti ini?
Waktu kita berhenti mencari.
Waktu kita tidak lagi memahami.

Saatnya datang, dimana kita kehilangan tujuan.
Terbangun dengan tatapan kosong,
tidak tahu harus bergerak kemana dan untuk apa.

Tujuan? Visi?
Aku kehilangannya.
Mungkin kutinggalkan, mungkin hanya terlupakan.

Disaat kubuka mata, segera ingin kututup kemudian.
Karena sekalipun kulihat terang, hatiku gelap.
Seperti malam yang tidak pernah berlalu.
Tidak tahu arah dan tidak paham mengapa.

Untuk apa bertanya?
Untuk apa berharap?
Untuk apa berlelah-lelah bergerak?
Benakku hanya diam tak menjawab.
Hati, pikiran, dan jiwaku lupa,
betapa berharga, seberapa berharganya semua ini?

Cahaya ada dan terlihat,
tapi harapan tidak.
Terang begitu jelas di depan mata,
tapi mimpi dan masa depan terselubung tanda tanya.

Kehilangan. Kekosongan.
Hanya terbaring di bawah matahari,
sampai ia mengucapkan selamat tinggal.
Bahkan setelahnya terlupakan,
bagaimana selengkung senyum bisa merubah sesuatu.

Untuk sekarang, tidak bisa.

Terus begini, berhari-hari.
Ratusan detik dan menit sudah pergi.
Puluhan kesempatan berlalu.
Tapi mata ini masih kosong.
Tidak dapat melihat, tidak dapat mengerti.

Harus kemana? Mengapa?
Tidak mau bergerak sia-sia, dan sayangnya, lebih memilih diam.
Jarinya terus bergerak, mencoba melawan waktu.

Tangannya mengepal mencoba mencari.
Sudut matanya mulai basah tanpa mengerti.
Kulitnya mencoba merasakan yang masih bisa disadari.
Semuanya...dipakai dan dicobanya lagi, dan lagi...
Tapi tak satupun hadir.

Ya, diriku yang sama.

Bedanya, aku kehilangan tujuan.
Tidak mengerti kemana harus melangkah.
Terus bertanya kenapa harus begini?
Terus bertanya kenapa aku tidak pergi?
Terus bertanya...dan hanya bertanya.

Di sudut terdalam, ada yang kutemukan.
Begitu kurindukan tapi tak bisa kuraih.
Bukan aku yang ditinggalkan, tapi aku yang meninggalkan.

Kenapa begitu keras?
Kenapa tidak bisa kembali?
Kenapa begitu menyebalkan?
Aku hanya menginginkan itu.
Kembali ke sudut terdalam yang menyimpan terang.
Tapi kenapa begitu sulit?
Kenapa begitu terikat disini?

Hei...kau...
Aku tau betapa menyedihkannya.
Dan seberapa perihnya.

Tapi ingat, kau selalu melangkah terlebih dahulu, menjauh.
Kau membuatnya mengikatmu.
Kau yang terus memintanya.

Pergilah lagi, ke tempat terdalam kau bisa pergi.
Pergi, ke tempat paling terang yang kau tahu.
Lalu, kau tahu, seperti biasanya.
Kau akan menemukan kembali yang seharusnya kau lihat.

Menemukan kembali sudut paling terang yang sekarang tidak kau dapati.
Sudut paling terang yang kau tinggalkan.

:)

please, come back.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...