sudah begitu lama melangkah di sisinya.
rasanya seperti mengikuti sebuah berlian.
begitu bangga. begitu bahagia memilikinya.
dan sebegitu senangnya dia ada di genggamanku,
sampai tak mau kulepaskan.
sudah terlalu indah, pikirku.
sampai satu waktu langkahku menabrak sesuatu,
sesuatu yang ternyata sudah sangat lama di sisiku,
sesuatu yang tidak bersuara, tetapi terus mengikutiku.
Begitu tersadar, seolah dia berkata,"Dia bukan sebuah berlian."
terhenyak dalam duniaku,
hanya membisu tidak dapat berkata2.
Aku diam.
Sesaat aku begitu tidak percaya.
'Tidak mungkin!'
'Tidak mungkin!'
'Tidak!'
Dia sebegitu indahnya.
Dia sebegitu sempurnanya, tak bercacat!
Dia indah! Bahkan begitu menghiasi hari2ku!
"Dia bukan berlian."
tetap itulah katanya.
............
Satu titik rasanya seperti baru saja tertabrak sesuatu yang besar,
kenyataan yang besar.
'Aku senang dan bahagia bersamanya...'
"Dia bukan berlian."
'Dia juga senang bersamaku. Dia bahagia...'
"Dia bukan berlian."
'Tidak! Dia begitu indah. Aku tetap ingin dia!'
"Dia bukan berlian."
KENAPA???!!!
Lalu genggaman tanganku kubuka,
kucoba melepaskannya, dia yang sedari dulu menjadi berlianku.
HEY!
apa ini?! dia bukan berlian!
Bukan! Sama sekali bukan berlian!
bukan juga tanah...tapi bukan berlian...
dia hanya sebongkah kaca bening, yang terlihat seperti berlian!
Jadi selama ini aku mempertahankan sesuatu yang sebenarnya palsu,
sesuatu...seseorang...yang sebenarnya sama sekali bukan berlian,
dia tidak sebegitu berharganya.
Dan aku mengapa sebegini bodohnya???
_______________________
Ya. Kamu bukan sebuah berlian.
Kamu bahkan tidak seberharga itu buatku.
Dulu aku mungkin terlalu bodoh untuk percaya.
Dulu aku menganggapmu berharga, seberharga itu.
Tapi sekarang. Maaf.
Buatku, kau tidak lagi seberharga itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar