Kisahnya dimulai ketika pagi ini dia membuka mata. Seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya dan berada di balik selimut. Matanya masih berkedip mengusir mimpinya semalam. Ia duduk sejenak mengingat, entahkah ia bermimpi atau tidak, ragu. Akhirnya kakinya melangkah menuruni ranjangnya, bersiap menghadapi hari.
♪~♪
Pagi ini dingin, sang pengelana seperti biasa melangkahkan kakinya perlahan di tengah sinar matahari pagi. Namanya? Dia tak bernama, tapi orang biasa menyebutnya Advie. Advie sendiri lupa darimana dia mendapatkan nama itu, tapi artinya adalah 'pengelana (adventurer)'. Dia memang suka berkelana. Dia punya rumah, dan rumahnya nyaman, tapi dia lebih senang berada di luar, berpetualang walaupun hanya dengan lingkungan sekitarnya. 'Petualangan'nya hari ini akan dimulai sebentar lagi.
Dalam perjalanannya, Advie bertemu dengan seekor anjing kecil di dalam box. Ini pergantian musim hujan ke musim kemarau, tapi angin masih berhembus dingin dan cukup kencang, tidak banyak yang ingin keluar di cuaca seperti ini, kecuali si anjing kecil dalam box di depan Advie.
Advie berjongkok dan mencoba menyapa lirih kepadanya.
"Hey, siapa namamu?"
"GUK!" jawab sang anjing kecil sambil menggoyangkan ekornya riang.
"Ini masih pagi. Siapa yang tega menaruhmu di tempat seperti ini?"
"GUK! GUK!"
"Hmmm...."
Sejenak udara terasa hening tanpa suara Advie dan sang anjing yang berhenti menyalak ketika dirinya tidak merasa diajak bicara lagi.
Sejenak Advie merasakan sesuatu yang mendorongnya untuk berbicara pada sang anjing kecil. Rasa yang entah darimana, tapi membuatnya merasa dekat dan nyaman pada anjing kecil ini, tapi --tentu saja-- anjing kecil itu tidak berbicara dan tidak mungkin berbicara karna ini bukan dongeng. Keheningan memenuhi udara pagi itu. Udara yang masih dingin dengan angin yang berlalu agak kencang melewati tubuh Advie yang bermantel krem beludru dan bertopi kupluk putih pagi itu, juga melewati tubuh sang anjing kecil.
"Sepertinya ada yang tidak menginginkanmu atau apapun masalah mereka sampai mereka menaruhmu di tengah udara dingin begini, tapiii..." kata-kata Advie terhenti sejenak sambil menempelkan jemari ke dagunya, tanda dia mulai berpikir dan menimbang sesuatu.
"Rumahku juga sepi, seperti jalan ini sekarang. Tidak ada salahnya kau menjadi temanku berkelana dan tinggal di rumahku. Kau mau? Bagaimana menurutmu?" ujar Advie sambil tersenyum seolah bertanya kepada sang anjing kecil.
"GUK! GUK! GUK! GUK!" jawab sang anjing dengan lidah menjulur dan ekor mengibas-ngibas tanda riang dan seolah mengerti ucapan Advie dan menjawabnya.
Dari sinilah semuanya berawal. Cerita tentang seorang gadis dan seekor anak anjing kecil bernama Tappy --begitulah Advie menamainya-- dan cerita ini akan mengawali cerita-cerita selanjutnya tentang perjalanan sang pengelana. Berkelana mencari dan menemukan. Memiliki dan kehilangan, kemudian kembali mendapatkan dan mempertahankan untuk terus membuatnya berputar dalam petualangannya.
"Tap, Tap, Tap, let's begin the story" bisik Advie sambil langkahnya berlalu menjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar