seneng bgt rasanya bisa posting lagi setelah kmrn sempet ad masalah sama blog gue~,haha
'trs kok bisa ngepost gbr2?'
hanya ahli yang bisa melakukannya,wkwkkwkw~ XDDD
yak! kali ini g pengen cerita sedikit soal apa yang g pelajari dari sebuah bangunan,
bukan nge-sok krn g di jurusan-yang-berhubungan yaa,hahaha..
actually karna satu dan lain hal g tersadar :P
pernah gak bayangin kalo suatu komunitas atau organisasi itu kaya sebuah rumah??
ada atapnya, plafon, dinding, lantai, dan yang paling dasar, fondasi.
beberapa kasus dan pengalaman ngajarin g buat gak menyerah kalo soal ngejaga sebuah rumah.
mungkin susah. mungkin mahal, butuh banyak harga yang harus dibayar.
mungkin nuntut banyak pengorbanan.
mungkin malah kadang bikin kita putus asa.
g melihat pengalaman orang lain,
dan mengalami sendiri.
bagaimana sebuah rumah bisa sangat berarti,
sekaligus bisa sangat mengecewakan.
g pribadi juga gak bisa jamin akan selamanya ngejaga dan ada di 'rumah',
tapi at least g pengen COBA TERUS berusaha untuk ada disini.
rumah memang enak buat dijadiin tempat untuk tinggal,
apalagi rumah baru.
cat masih bagus, lantai dan dinding masih rapi dan bersih,
eksterior (tampak luar) nya masih enak dilihat,
interiornya masih enak buat beraktivitas,
dan segalanya kerasa sempurna.
tapi kalau udah lama tinggal di dalamnya??
5 tahun...10 tahun...50 tahun...
masih mau ngurus kah?
di saat eksteriornya gak lagi enak dilihat,
interiornya yang itu-itu aja,
dinding dengan cat2nya yang mulai mengelupas,
plafon yang mulai banyak bekas rembesan air,
atap yang mulai bocor,
lantai yang retak atau kotor,
Para pemilik rumahnya apa masih stay buat ngerawat rumahnya??
ada hal tertentu, rumah gak jauh beda sama orang,
gak bisa dibuang gitu aja setelah dimanfaatkan.
kalau sebuah komunitas, sebuah organisasi diibaratkan sebuah rumah.
fondasinya harus dibangun bener2, kalo ngga, ke atasnya juga gak akan bagus.
fondasi ngomongin soal visi misi apa sih yang komunitas itu punya?
apa visi misinya bener dan baik? apa itu untuk kepentingan satu orang aja?
itu bukan komunitas kalau buat 1 orang aja.
lantai.
ada beberapa rumah yang g perhatiin, lantai tiap ruangannya punya perbedaan ketinggian yang cukup mencolok.
mungkin it's okay, what's wrong with that?
logisnya, pernah mikirin orang yang tinggal di dalemnya dan dia lagi buru2?
dari ruang tamu, mau ambil barang yang ketinggalan ke kamar tidur, ngelewatin ruang makan yang naik turun,
belum lagi kalau ada pembatas kecil di ambang pintu yang bisa nyandung siapapun yang gak hati2?
this is home, not a labyrin okay?? so do u think it's normal??
ketinggian lantai ngomongin soal nyamain 'kecepatan' dan hati, pikiran.
sebuah komunitas bergerak bareng2, dengan pikiran, hati dan jiwa yang sama.
bukan berarti semua pekerjaan harus sama, tapi tiap orang yang pegang bagiannya masing2,
bekerja sehati, satu tujuan, sama2, bareng2, sevisi.
gak ada yang mau menang sendiri,
gak ada yang berpikiran pengen unggul sendiri,
gak ada yang egois menang demi sebuah pujian,
gak ada yang bekerja keras cuma demi sebuah penghargaan!
semuanya setara, semua saling membutuhkan, semua punya bagiannya masing2.
lantai ada buat tempat berpijak.
ada orang2yang mau melayani, membantu yang lain.
orang2yang setia jadi pijakan buat 'rumahnya',
ada dinding dalam sebuah rumah.
melindungi dan mengamankan. dinding kokoh buat menopang plafon dan atap,
ngomongin tentang orang2yang mau menopang orang2di atasnya,
menolong dan membantu mereka untuk bisa bekerja dengan baik di atas,
dan melindungi mereka yang setara, yang ada di dalam rumah.
dinding ada untuk mencegah hujan, petir, banjir dan angin masuk ke dalam rumah.
ada langit-langit dan atap dalam sebuah bangunan.
menjadi posisi yang berada di atas, yang bisa melihat ke berbagai arah dan lingkungan sekitar.
ngomongin tentang mereka yang bekerja di posisi tinggi,
dipercayakan buat melindungi seluruh bagian rumah dari apapun yang datang dari atas,
tanpa atap, seluruh isi rumah tidak berguna.
dan untuk sebuah atap, adanya balkon bisa dikatakan sebuah bonus bagi atap yang baik.
balkon yang berfungsi untuk penghuni rumah bisa juga melihat dari bagian atas.
jadi? apa arti sebuah rumah buatmu?
bukan tercipta dari teori apapun,
tapi pertanyaan balik lagi berasal dari dirimu sendiri.
mau gak membereskan rumahmu di saat semuanya berantakan??
mau gak tetap ada di rumah di saat semua terasa salah??
mau gak stay di rumah sekalipun kamu diusir dari sini??
dan mau gak, memperbaikinya?? lagi dan lagi.
gak ada yang menjamin rumah ini gak akan rusak lagi.
gak ada yang menjamin rumah ini sempurna setelah diperbaiki.
gak ada yang menjamin rumah ini tidak akan melukai lagi setelah kamu kembali.
tapi setidaknya, lakukanlah apa yang menurutmu bisa kamu lakukan.
mungkin atapnya sudah lama berlubang.
mungkin langit-langitnya sudah hampir runtuh.
mungkin dinding-dindingnya mulai retak dan rapuh.
mungkin lantainya sudah lama bergelombang.
mungkin fondasinya pun sudah hampir tidak kuat.
tapi rumah ini bukan hanya milikmu seorang.
rumah ini punya semuanya. ini rumah kita.
bukan rumahmu.
bukan rumahku.
bukan juga rumah kami.
ini rumah KITA bersama.
ayo perbaiki sama-sama.
ayo bekerja sama-sama.
ayo berjalan dan berdampingan lagi sama-sama.
satu hati, satu tujuan, satu pikiran.
dibereskan. diperbaiki.
jangan menyalahkan siapa2lagi.
gak usah lihat salah siapa lagi.
gak perlu mikirin ulah siapa lagi!
kita sama-sama disini!
satu susah semua susah,
satu senang semua senang.
ini rumah kita, ayo beresin sama-sama.
buat mereka yang akan masuk nantinya bisa merasa nyaman.
buat mereka yang masuk nantinya bisa mengerti arti RUMAH itu sendiri.
rumah ini BERHARGA. ini rumah KITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar