Aku diam.
Kau tidak menyukaiku.
Kau malas bertemu denganku.
Aku berusaha berpikir.
Aku berusaha untuk berbicara.
Aku mencoba bertanya.
Aku mencoba ceria.
Kau pun malas menemuiku.
Kau pun tidak menyukaiku.
Aku bertanya, hanya pada orang yang kupercaya.
Apa yang tidak dapat kutemukan jawabannya.
Pilihan yang tak dapat kuputuskan akhirnya.
Kutanyakan padamu, yang kupercaya.
Kukatakan padamu, karna aku percaya,
mungkin kau tahu jawabannya.
Aku bercerita.
Menceritakan hal-hal kecil yang mungkin sangat sepele untuk orang lain.
Hal yang mungkin untukmu tidak penting, tapi tidak untukku.
Aku berbicara.
Aku mengatakan, yang aku rasakan, yang aku ingin katakan.
Yang ingin aku bagi, hanya dengan orang yang kupercayai.
Aku mencoba terbuka.
Tapi ternyata aku hanya mengganggu.
Semua ucapan dari mulutku hanya gangguan bagimu.
Kepercayaanku tidak kau hiraukan.
Bagimu, aku hanya pengganggu.
Tidak penting.
Aku hanya mencoba.
Dari dunia yang diam, berjalan ke dunia yang bercerita.
Dari dunia tertutup, ke dunia yang lebih terbuka.
Aku mencoba.
Tidak tahukah kau?
Tidak merasakah kau?
Tidak mengertikah kau?
Atau hanya aku yang memang aneh.
Aku bukan unik. Aku aneh di matamu.
Jangan pernah mengatakan ini dunia yang penuh KKarunia,
tapi sebenarnya tidak satupun KKarunia yang tersedia untukku.
Tidak satupun.
Lebih baik kau tidak pernah mengatakannya padaku!
Untuk kesekian kalinya aku hanya bisa bertanya,
"Untuk apa aku disini? Aku hanya pengganggu disini."
Untuk keberapa kalinya aku mencoba bertahan.
Untuk keberapa kalinya aku hanya bisa diam. Kau mengharapkanku diam, bukan?
Atau mungkin, aku lebih baik tidak pernah ada bagimu :)
Lebih baik aku sama sekali tidak singgah dalam hidupmu.
Lebih baik namaku tidak ada dalam benang merah kehidupanmu.
Kurasa bisa lebih baik. Itu yang dapat kukatakan dari yang selama ini kulihat dan rasakan.
Aku tidak berbicara tanpa bukti.
Hanya untuk kesekian kalinya aku bertanya, lagi dan lagi..
"Untuk apa aku tetap disini? Mengapa??"
"Mengapa kakiku tidak mau beranjak dari sini? Apalagi yang kutunggu untuk pergi?"
"Tidak ada yang mengharapkanmu tetap disini. Tidak ada. Dia sekalipun tidak. Dia dan dia pun tidak."
"Untuk menguji kesabaran???"
"Hey! Tidak perlu kau yang menguji kesabarannya! Masih banyak yang setia melakukannya."
"Lebih setia bahkan, daripada dirimu."
Kurasa aku pernah pergi.
Kurasa aku pernah amat sangat menyesalinya. Menyesali kepergianku.
Tapi mungkin...
Aku menyesali kepergianku, yang hanya setengah perjalanan.
Mungkin aku hanya kurang pergi lebih jauh.
Ya.
Mungkin saja. :)
Kesekian kalinya aku bertanya.
Akankah kemeskian ini juga datang untuk kesekian kalinya??
Kemeskian...
'meski'
kata yang sangat kumengerti sekalipun istilahnya pertama kali kudengar.
dari 'meski', menjadi 'sang kemeskian'...
Akankah sang meski datang padaku?? untuk kesekian kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar