mengambil peran sebagai orangtua yang merawat dan mengajar,
ada sebuah pilihan, bukan kewajiban.
Awalnya aku sangat berharap kau selalu membaca blogku, mengerti setiap hal yang kulalui setiap waktunya...tapi seiring waktu aku mulai mengerti, walaupun membutuhkan proses yang tidak mudah.
Aku tidak menuntutmu untuk membaca blogku, walaupun seringkali harapan itu masih ada.
Waktu ketika aku hanya dapat menuliskan apa yang kurasakan disini.
Aku merasakannya, tapi tak sanggup mengatakannya padamu.
Terkadang ketika aku sakit, ingin mengtakan pada banyak orang.
"Hey, aku sakit nih. Mampir ke rumahku dong. Ayo rame2di rumahku, aku sendirian."
tapi tidak bisa.
Ketika aku sakit, kaupun sakit.
Dan aku disampingmu, akhirnya mengurungkan niatku untuk memperlihatkan bahwa aku sakit.
Karna kau lebih membutuhkanku. Karna aku merasa aku bisa menopangmu.
Dan kubiarkan diriku tetap menyimpan sakitnya, hingga suatu hari sakit itu sembuh seiring waktu.
Aku mencoba untuk tidak menjadi manja.
Aku tetap membutuhkan orang lain.
Terkadang sakit melihat orang di sekelilingku saling membantu.
Membelikan ini dan itu karna si ini sakit, si itu ga enak badan.
Si ini butuh itu, mau ini itu.
Tapi aku tidak bisa menjadi orang yang seperti itu.
Tapi aku ingin. Terkadang aku ingin.
Aku ingin kalian ada ketika aku hanya bisa berbaring.
Mungkin rumahku jauh, kalianpun tak mampu berjalan begitu jauh.
Dan aku hanya berbaring, mengatakan aku baik2saja.
Aku sadar aku punya keluarga yang bisa merawatku.
Aku sangat mensyukuri itu. Karna kalian tidak selalu bisa memilikinya ketika kalian membutuhkannya, karna berada di kota yang berbeda dengan orangtua bukanlah hal yang mudah.
Aku senang keadaan kalian bisa menjadi lebih baik ketika kalian sakit.
Karna ada orang yang bisa kalian andalkan untuk membeli obat.
Ada orang yang punya hati untuk sekedar menjagamu, merawatmu,
bahkan terkadang tanpa kau minta.
Aku senang bisa menjadikan keadaanku lebih baik ketika aku sakit, sekalipun sendiri.
Walaupun terkadang sakit dan bertanya, "Mereka dimana ya?"
Tapi terkadang aku tidak ingin mereka tahu. Itu hanya akan merepotkan mereka bukan?
Jarak begitu jauh untuk bisa mencapaiku. Aku tahu itu.
Karna itu aku tetap bersyukur, aku bisa mandiri sekalipun aku sakit.
Aku ingin menjadi tegar, aku punya Dia yang membuatku begitu tegar.
Aku tidak ingin menjadikannya rasa iri karna Tuhan tidak menyukainya.
Karna itu, cukuplah menjadi sesuatu yang membuatku bisa belajar,
bahwa takkan selamanya ibuku ada untukku, mengerti keadaanku,
karna beliau sendiri punya pekerjaan yang dia perjuangkan untukku,
dan aku tidak mau menambah bebannya karna aku sakit.
aku belajar, bahwa takkan selamanya ada orang-orang di sisiku ketika aku menginginkannya,
sekalipun dekat, mereka tidak akan selalu tahu ketika aku tidak mengatakan.
Aku hanya tidak bisa mengatakannya.
Seperti orangtua,
ia tidak akan sanggup berkata "Aku sakit." ketika anaknya sakit.
tapi akan bertanya, "Minum obat ya?"
ia tidak akan sanggup berkata "Tolong aku." ketika anaknya membutuhkan pertolongan,
tapi akan bertanya, "Apa yang kau butuhkan?"
ia tidak akan sanggup berkata, "Tolong dengarkan aku." ketika anaknya hanya ingin didengarkan,
tapi akan diam dan menyimpan, sambil mendengarkan anaknya bercerita.
Mengambil sebuah peran seperti mengambil sebuah tanggung jawab.
Bukan masalah umur. Tetapi fungsi yang kita pilih.
ada sebuah pilihan, bukan kewajiban.
Awalnya aku sangat berharap kau selalu membaca blogku, mengerti setiap hal yang kulalui setiap waktunya...tapi seiring waktu aku mulai mengerti, walaupun membutuhkan proses yang tidak mudah.
Aku tidak menuntutmu untuk membaca blogku, walaupun seringkali harapan itu masih ada.
Waktu ketika aku hanya dapat menuliskan apa yang kurasakan disini.
Aku merasakannya, tapi tak sanggup mengatakannya padamu.
Terkadang ketika aku sakit, ingin mengtakan pada banyak orang.
"Hey, aku sakit nih. Mampir ke rumahku dong. Ayo rame2di rumahku, aku sendirian."
tapi tidak bisa.
Ketika aku sakit, kaupun sakit.
Dan aku disampingmu, akhirnya mengurungkan niatku untuk memperlihatkan bahwa aku sakit.
Karna kau lebih membutuhkanku. Karna aku merasa aku bisa menopangmu.
Dan kubiarkan diriku tetap menyimpan sakitnya, hingga suatu hari sakit itu sembuh seiring waktu.
Aku mencoba untuk tidak menjadi manja.
Aku tetap membutuhkan orang lain.
Terkadang sakit melihat orang di sekelilingku saling membantu.
Membelikan ini dan itu karna si ini sakit, si itu ga enak badan.
Si ini butuh itu, mau ini itu.
Tapi aku tidak bisa menjadi orang yang seperti itu.
Tapi aku ingin. Terkadang aku ingin.
Aku ingin kalian ada ketika aku hanya bisa berbaring.
Mungkin rumahku jauh, kalianpun tak mampu berjalan begitu jauh.
Dan aku hanya berbaring, mengatakan aku baik2saja.
Aku sadar aku punya keluarga yang bisa merawatku.
Aku sangat mensyukuri itu. Karna kalian tidak selalu bisa memilikinya ketika kalian membutuhkannya, karna berada di kota yang berbeda dengan orangtua bukanlah hal yang mudah.
Aku senang keadaan kalian bisa menjadi lebih baik ketika kalian sakit.
Karna ada orang yang bisa kalian andalkan untuk membeli obat.
Ada orang yang punya hati untuk sekedar menjagamu, merawatmu,
bahkan terkadang tanpa kau minta.
Aku senang bisa menjadikan keadaanku lebih baik ketika aku sakit, sekalipun sendiri.
Walaupun terkadang sakit dan bertanya, "Mereka dimana ya?"
Tapi terkadang aku tidak ingin mereka tahu. Itu hanya akan merepotkan mereka bukan?
Jarak begitu jauh untuk bisa mencapaiku. Aku tahu itu.
Karna itu aku tetap bersyukur, aku bisa mandiri sekalipun aku sakit.
Aku ingin menjadi tegar, aku punya Dia yang membuatku begitu tegar.
Aku tidak ingin menjadikannya rasa iri karna Tuhan tidak menyukainya.
Karna itu, cukuplah menjadi sesuatu yang membuatku bisa belajar,
bahwa takkan selamanya ibuku ada untukku, mengerti keadaanku,
karna beliau sendiri punya pekerjaan yang dia perjuangkan untukku,
dan aku tidak mau menambah bebannya karna aku sakit.
aku belajar, bahwa takkan selamanya ada orang-orang di sisiku ketika aku menginginkannya,
sekalipun dekat, mereka tidak akan selalu tahu ketika aku tidak mengatakan.
Aku hanya tidak bisa mengatakannya.
Seperti orangtua,
ia tidak akan sanggup berkata "Aku sakit." ketika anaknya sakit.
tapi akan bertanya, "Minum obat ya?"
ia tidak akan sanggup berkata "Tolong aku." ketika anaknya membutuhkan pertolongan,
tapi akan bertanya, "Apa yang kau butuhkan?"
ia tidak akan sanggup berkata, "Tolong dengarkan aku." ketika anaknya hanya ingin didengarkan,
tapi akan diam dan menyimpan, sambil mendengarkan anaknya bercerita.
Mengambil sebuah peran seperti mengambil sebuah tanggung jawab.
Bukan masalah umur. Tetapi fungsi yang kita pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar